4 Mei 2013

Yip Man


“Aku tidak bermaksud menunjukkan siapa yang lebih hebat, apakah Tinju China atau Tinju Barat, yang ingin aku sampaikan meskipun status kita berbeda, kita tetap sama; harga diri dan kehormatan setiap orang sama. Kedepan aku harapkan tidak ada yang saling merendahkan,” demikian kata Yip Man, diatas ring ketika ia berhasil menjatuhkan lawannya Taylor “The Twister” Milos, sang petinju rasis. 

Taylor adalah representasi Tinju Barat waktu itu, ia memang tidak ubahnya watak kolonial dimanapun: semena-mena dan merendahkan pribumi dengan statement maupun tindakan. Tidak terima Tinju atau Beladiri China direndahkan, api nasionalisme pelaku Beladiri China menyala. Diwakili Chan Wah-shun; Tinju China dan Tinju Barat dipertemukan dalam satu ring. Chan Wah-shun bertarung melawan Taylor. 

Sayang, ditengah laga asma Chan Wah-shun kambuh, dan itu menyebabkan ia terpukul jatuh hingga gugur. Atas kemenangan itu, semakin menjadilah Taylor menertawakan dan merendahkan Beladiri China. Yip Man gerah, dan ia sebagai patriot China tidak tinggal diam menyaksikan penghinaan Tinju Barat atas Beladiri China. Ia menantang Taylor untuk bertinju dengannya. 

Seluruh China bersatu mendukung Yip Man baik langsung maupun dari layar kaca, hari yang ditunggu akhirya datang juga. 

Laga sarat harga diri bangsa digelar dengan ribuan pasang mata.
Yip Man dan Taylor beradu saling menjatuhkan, dasar Barat, selalu saja mau berbuat curang. Mulai dari pukulan yang tidak sportif saat pertandingan telah dihentikan, hingga konspirasi panitia yang juga orang Barat: memutuskan melarang Yip Man menggunakan tendangan. Itu menjadi syarat jika Yip Man ingin melanjutkan pertandingan, jika mundur ia kalah. 

Yip Man menyepakati, bagi ia, jika mundur; orang China dengan beladirinya akan semakin diremehkan. Yip Man Maju, ksatria tidak lari meninggalkan peperangan, lebih baik pulang meninggalkan nama. Taylor, awalnya berhasil membuat Yip Man babak belur, apalagi dengan kecurangannya. Pendukung Yip Man diseluruh China dibuatnya khawatir, khususnya anak dan Istrinya yang baru saja melahirkan anak kedua.  

“Jika aku sendiri yang dihina, aku akan diam. Tetapi aku tidak akan diam jika kita Orang China direndahkan,” pesan Chan Wah-shun, dan pesan itulah yang mendidihkan darah Yip Man untuk membungkam sesumbar Taylor.

Yip Man bangkit, ia tidak tertahankan lagi, dihitungan kesepuluh, Taylor akhirnya menyerah. Seluruh rakyat China bersorak menyambut kemenangan Yip Man. Kemenangan Yip Man adalah kemenangan seluruh rakyat China atas Barat yang semena-mena. Nama Yip Man melambung, pada tahun 1956 seorang anak muda datang menjadi murid Yip Man, anak muda itu sekarang dikenal dengan nama Bruce Lee. 

Selama 22 tahun Yip Man konsisten mengajarkan ilmu beladiri Wing Chun; semua demi kehormatan dan kejayaan  Beladiri China.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kemenangan Yip Man. Bahwa watak 'penjajah' Barat yang merendahkan pribumi harus dilawan dengan cara persatuan. Nasionalisme dan patriotisme seluruh anak bangsa yang terus menerus diperjuangkan hingga tetes darah penghabisan; pada saatnya akan meruntuhkan tembok-tembok yang dibangun Barat di negara ekspansiannya.

Terima kasih Guru Chan (diperankan Sammo Hung), Guru Yip (diperankan Donnie Yen), terima kasih Beladiri China; lewat film semalam, kalian telah mengajarkan bagaimana cara memperjuangkan harga diri dan menjaga martabat negara - bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar