Jadi ingat ketika dulu Amel kecil dipecingi oleh Mama Pi. Ia pesam-pesem sendiri seraya mengucapkan terima kasih. Tentu, bagi Amel bukan perkara besar dan kecilnya rupiah yang
ia terima. Tetapi, lebih kepada rasa perhatian, yang kemudian membuat dirinya bahagia tiada bertara. Semalam,
begitu juga dengan aku. Itu, karena Kanjenge memberi tanggapan dalam salah satu catatan.
Seperti berikut tanggapannya: “suka. gayamu itu, mengingatkanku. terusIah menuIis, tentang apa saja yang kau rasa, Iihat atau kau dengar. siapa tahu - dg begitu, diantara sekian dari tuIisanmu, aku atau siapa saja yang turut membacanya ada 'rasa' yang terwakiIi. Meski pada saatnya butuh fokus tema, semangat n tetap gairah beIajar.”
Jika ada yang menanyakan bagaimana perasaan, maka jawabnya adalah bahagia, seperti ketika Amel dipecingi. Sebab, tanggapan itu selain merupakan wejangan spirit yang
sangat mewah, juga pecingan moral yang tidak dapat ternilai
harganya. “Suka, gayamu itu mengingatkanku”, maka akan menjadi wajar karena
memang tetap, ia di sini bukan saja sebagai Agus Riyanto Bupati Tega, tetapi juga guru yang tidak sungkan menularkan ilmu.
Sebagaimana dalam buku Insya Allah karya beliau, aku sadar benar pada kata: “Jangan nglakoni yang
tidak tahu, nanti kelihatan wagu!”
Jadi bagi siapa saja yang sempat membaca dan mengamati tulisan ini,
harap maklum atas kemungkinan sedemikian banyak kekurangan, ketidaktahuan,
ketidakmampuan atau mungkin juga kewaguan.
Bukankah kata orang bijak kesempurnaan manusia adalah terletak pada ketidaksempurnaannya? Terakhir, maturnuwun wejangannya Bapak Bupati, Insya Allah, itu akan selalu menggairahkan spirit dalam sinau mengenai apa saja yang aku lihat, dengar, dan rasa. Semoga kemudian tidak wagu untuk membahasakannya sebagai ilmu. (*)
Bukankah kata orang bijak kesempurnaan manusia adalah terletak pada ketidaksempurnaannya? Terakhir, maturnuwun wejangannya Bapak Bupati, Insya Allah, itu akan selalu menggairahkan spirit dalam sinau mengenai apa saja yang aku lihat, dengar, dan rasa. Semoga kemudian tidak wagu untuk membahasakannya sebagai ilmu. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar