15 Okt 2012

Sruti

Pada kenyataannya, musik Pop ala negeri asal Park Ji-Sung telah menginvasi pasar musik Indonesia. Dan seperti biasa, kita latah dan mengamini penjajahan yang tanpa senjata oleh mereka. Hasilnya: Boy Band dan Girl Band telah menjamur ke segala penjuru tanah air; setiap hari bermunculan Grup ala Korea yang memperkenalkan diri. Bermodal lihai berkoreografi; kualitas suara menjadi nomor yang kesekiankali. 

Di sisi lain media juga kian gencar menjadi motor promosi. “Setiap memutar radio dan televisi; sekarang musik-musik bernuansa Korea yang merajai, sekali-kali berpihaklah kepada kami,” demikian Sruti Respati.

Tentu itu bukan wujud kecengengan Sang Biduan Campur Sari, justru sebenarnya Sruti sedang membangunkan kita semua, bahwa betapa pentingnya memelihara rasa bangga menjadi anak kandung Ibu Pertiwi: Indonesia Raya.

Berkiblat kepada musik Korea memang bukan hal yang haram, juga bukan perbuatan melanggar hukum. Boleh-boleh saja kalian mengidolakan Suju, sah-sah saja kalian menggandrungi Gangnam Style. Akan tetapi jika kebebasan berekspresi dijadikan pasal untuk melunturkan jatidiri; melupakan Lagu Campur Sari dan mengesampingkan Tari Serimpi, itu sama saja dengan bunuh diri. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar