Kue Tempel disajikan dalam piring, Rabu (6/3). |
Kue asli Kota Tegal yang telah dikenal sejak 1940 tetap bertahan di tengah hiruk pikuknya modernisasi. Mama Cun adalah generasi keempat pewaris resep Kue Tempel, yang kini masih setia melayani pembeli. Setiap harinya, perempuan paruh baya itu dibantu seorang keponakannya.
Pembeli Kue Tempel datang dari berbagai daerah. “Bahkan, ada yang datang membeli untuk dibawa ke Holand, ke Australia,” kata keponakan Mama Cun, Rabu (6/3).
Kue Tempel terbuat dari tepung terigu, pisang raja, dan gula Jawa. Cara membuatnya, cukup unik, karena tidak memakai minyak goreng. Adonan tepung terigu ditempatkan di atas wajan, dipipihkan menggunakan daun pisang dan membentuk lingkaran.
Kemudian, pisang raja dilumatkan. Adonan dilipat menjadi setengah lingkaran. Selanjutnya, dipanaskan sampai matang. Mama Cun mempertahankan kompor minyak tanah untuk perapiannya. Selain sudah menjadi tradisi, kompor minyak tanah dipertahankan karena apinya lebih merata dibandingkan kompor gas.
Bagi masyarakat yang penasaran, bisa langsung datang ke Jalan HOS Cokroaminoto. Mama Cun berjualan dari pukul 09.00 hingga 17.00. Kue Tempel yang dibanderol dengan harga Rp6.000 ini cocok disajikan dengan segelas teh atau kopi, dan lebih lezat lagi jika dinikmatinya bersama pujaan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar