23 Jan 2014

Kita Dihinakan Angel Lelga

Panggung politik kian ramai ketika banyak artis papan atas turut mentas. Fenomena ini memang sudah terjadi sejak lama. Ada yang mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI, Caleg DPRD, Kepala Daerah, bahkan Presiden. Macam-macam. Ada yang berhasil, ada juga yang gagal. Angel Lelga, adalah salah satu artis yang tahun ini turut mentas. 

Janda Rhoma ini mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di daerah pemilihan Jawa Tengah V yang meliputi Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta.

Dalam acara Mata Najwa, pencalonan diri Angel, sebagai mana diceritakan Angel, adalah karena diminta langsung oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali pada sebuah acara Aqiqah teman Angel, yang juga merupakan istri salah satu petinggi PPP yang mana Suryadharma juga menjadi salah satu tamu udangan. Suryadharma dan Angel kemudian ngobrol-ngobrol kecil soal politik. Dan menurut Angel, mereka nyambung. Sehingga, Suryadharma meminta Angel untuk menjadi caleg dari partainya. 

Angel mengaku sempat berpikir pajang. Entah apa pertimbangan Suryadharma, dan entah apa yang dipikirkan panjang oleh Angel, yang jelas kini Angel berstatus Caleg PPP. Angel yang sebelumnya kerap tampil terbuka seperti ketika membintangi Pelukan Janda Hantu Gerondong, Rintihan Kuntilanak Perawan, dan lain sebagainya. Sebagai caleg dari Partai Islam, kini ia lebih sering tampil sopan, berpakaian syar’i. Ia cantik, berjilbab. 

Sebagaimana yang telah ramai diperbincangkan, ketidakberdayaan Angel Lelga di depan Mata Najwa, ternyata membuat sedih banyak pihak. Beberapa hari yang lalu, Pakar Psikologi Politik, Hamdi Muluk, mengatakan penampilan Angel Lelga tersebut merupakan penghinaan terhadap demokrasi. Hamdi mengkritik partai pengusung Angel yang tidak bisa mencari kader yang lebih pintar dibandingkan dengan Angel. 

Kemarin saya lihat ketika banyak orang ketawa-ketawa melihat adegan Angel Lelga dipermalukan di Mata Najwa. Saya menangis. Kenapa soal sepenting ini dianggap remeh di partainya dan tidak mencari orang terbaik? Ini menghina kita, menghina demokrasi, ujar Hamdi saat menjadi pembicara di Seminar Konvensi Suara Iluni Di balik Pilpres 2014 di Aula FK UI Salemba, Jakarta, Sabtu (18/1/2014).

Kritik dan tangis Hamdi memang cukup beralasan. Partai Politik seharusnya lebih selektif dalam memilih. Tidak asal comot dan menerima. Menjadi caleg itu persoalan serius, bukan perkara remeh. Karena nanti apa yang akan diperjuangan adalah kemaslahatan rakyat banyak. Sehingga diperlukan orang-orang yang benar-benar punya kualitas.  

Artis, sebagai warga negara memang sah-sah saja mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Tetapi, persoalannya adalah jika peyakinan diri mereka dalam melangkah menjadi caleg hanya karena merasa terkenal saja, sedangkan pemahaman medan di mana mereka akan berperang, dilupakan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar